Sebuah kenikmatan yang semu melanda jiwa ini. Ntah ini hanya
cobaan atau mungkin nikmat dari Tuhan, yang jelas ini hanya pemberian dari
tuan. Tak tahu asalnya semua ini, yang pasti aku bisa makan sesuap nasi. Kau
bagaikan malaikat dalam jiwa ini,di saat raga ini tak lagi bisa mencari disaat
letih ini melanda jiwa yang rapuh ini,kau datang membawa sebungkus nasi. Terima
Kasih tuan hatimu sungguh menjadi jiwa ini makin peduli.Saat Ku mencari asal
dari semua ini.
Oh... alangkah sedihnya aku disaat tuan tuan menolongku, di saat kebaikkan makin terlihat busuk.Kau grogoti hidupku yang tinggal sejengkal ini, kau manfaatkan kebaikkan demi sebuah kursi. Sugguh hati ini terasa tertusuk duri saat ku melihat bahwa ini bentuk pedulimu kepada rakyat seperti kami.
Yah... mau di kata, kau tipu jiwa jiwa ini, kau gadaikan kebaikkan hatimu demi sebuah kursi nan megah, kursi yang menjadi kau lupa diri. Bukan ketulusan yang kau berikan tetapi sebuah timbal balik yang kau minta. Kau gembor gemborkan kebaikkanmu demi secarcik kertas, demi mendulang emas, yang akhirnya kau jual belikan kursimu itu hanya untuk mengisi kantong kantong yang tak bisa penuh. Alangkah sedihnya jiwa jiwa ini saat ku mengadu pada Tuhan hanya tangis yang selalu terjawab, Kapan ku bisa menemukan orang seperti tokoh tokoh khayal yang bisa memberi tanpa imbalan yang berarti. Mungkin itu semua mimpi dan khayal dalam benak kami.
Oh... alangkah sedihnya aku disaat tuan tuan menolongku, di saat kebaikkan makin terlihat busuk.Kau grogoti hidupku yang tinggal sejengkal ini, kau manfaatkan kebaikkan demi sebuah kursi. Sugguh hati ini terasa tertusuk duri saat ku melihat bahwa ini bentuk pedulimu kepada rakyat seperti kami.
Yah... mau di kata, kau tipu jiwa jiwa ini, kau gadaikan kebaikkan hatimu demi sebuah kursi nan megah, kursi yang menjadi kau lupa diri. Bukan ketulusan yang kau berikan tetapi sebuah timbal balik yang kau minta. Kau gembor gemborkan kebaikkanmu demi secarcik kertas, demi mendulang emas, yang akhirnya kau jual belikan kursimu itu hanya untuk mengisi kantong kantong yang tak bisa penuh. Alangkah sedihnya jiwa jiwa ini saat ku mengadu pada Tuhan hanya tangis yang selalu terjawab, Kapan ku bisa menemukan orang seperti tokoh tokoh khayal yang bisa memberi tanpa imbalan yang berarti. Mungkin itu semua mimpi dan khayal dalam benak kami.
No comments:
Post a Comment