Secangkir kopi yang menemani malam ini tak dapat mencegah rasa kantukku. Aku memandang mobil yang lalu lalang melintasi jalan tapi aku tak dapar melihat dengan jelas siapa di balik mobil mobil mewah itu.Seperti para penjabat yang sekarang mencalonkan diri. Aku tak tahu siapa dia dan mengapa dia dengan bangganya mencalonkan diri. Mungkin benar benar untuk rakyat yang sekarang kelaparan atau malah semakin membuat rakyat menderita dengan berbagai kesusahan. Apakah aku harus bertanya pada rumput yang bergoyang seperti lagu yang ku dendangkan sekarang??Yahhh iniliah negara kaya yang tak peduli kepada rakyatnya.
Presepsi masyarakat tak dapat ku elakkan karena semua sudah tahu dan semua menganggap bahwa para calon pemimpin nanti tak dapat memberi effek yang nyata bagi kehidupan mereka. Sekarang mereka berkoar koar dengan janji mereka yang kelihatan seperti akan dilakukan tapi kenyataannya hanya omong kosong belakan. Jika di tagih alasannya INDONESIA BELUM MAMPU kapan kita akan mandiri jika pemuda kita hanya di pandang sebelah mata.
Mampu atau tidak mampu itu tergantung bagaimana cara pelaksanaan dan penerapaannya. Jika masalah dana sudah puluhan ribu trilyun uang negara kita hanya di hambur hamburkan hanya di bagi bagikan lihat aja kemarin untuk mes para atlet kita, mesnya aja hanya seperti rumah susun malah lebih bagus rumah susun yang pembuatannya saja hanya ratusan juta.
Yahhh inilah sistem birokrasi indonesia yang demokratis semua pejabat dapat jatah uang rakyat. Dan rakyat adalah ladang uang bagi mereka. Aku berharap ada perang dunia 3 saat ini supaya mereka merasakan bagai mana susahnya jadi rakyat jelata yang tiap hari hanya di suruh dan disuruh demi sesuap nasi.
Yahhh inilah sistem birokrasi indonesia yang demokratis semua pejabat dapat jatah uang rakyat. Dan rakyat adalah ladang uang bagi mereka. Aku berharap ada perang dunia 3 saat ini supaya mereka merasakan bagai mana susahnya jadi rakyat jelata yang tiap hari hanya di suruh dan disuruh demi sesuap nasi.